Sabtu, 14 Februari 2015

....ada dalam hujan

Hujan?

Ternyata bukan kenangan yang terkandung disetiap butiran air yang jatuh, tetapi kenyataan dan tamparan yang semakin menyadarkan bahwa kehidupan dan segala yang terkandungnya itu misteri.


Malam ini, 13 Februari 2015 saya bagaikan anak kecil yang gembira ketika mendapati hujan lebat di luar. Saya merasakan hal demikian, selain berdalih menemani teman mengantarkan dua kawannya ke Pedurungan juga karena hanya ada satu jas hujan single yang dipakai teman saya.


Sepanjang perjalanan dengan terus air hujan mengucur deras, pikiran saya kembali pada perbincangan sore tadi sebelum kami berempat pulang diselimut masing-masing. Sore itu disalah satu kedai sederhana di kawasan Goa Kreo, sembari berteduh dan memenuhi cacing diperut yang meminta jatahnya, maka obrolan atau bisa disebut “MelaCur” lah Melakukan Curhat gitu khas wanita-wanita perantauan J dan kebetulan lagi dari kami ada yang sudah menyandang gelar sarjana psikologi (walaupun tak begitu peduli dengan titel) yang setidaknya sedikit banyak paham mengenai sesuatu  “rasa”. Mbak yang satu ini juga akan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei 2015. Nah, melacur yang semakin panas dengan tema yang tak lekang oleh waktu, apalagi jika bukan “cinta dan jodoh” *tsaaah.  Bermula dari menunjukkan foto-foto lalu mereka menunjukkan foto mantan hingga seseorang yang sedang mereka cintai, katanya.


Mendengar celoteh mereka, geram juga mulut ini tak mengambil bagian untuk sebuah “rasa” yang ingin saya tanyakan bagaimana menurut mbak sarjana psikologi ini. “Mbak, jika kasusnya seperti ini, ada sepasang kekasih, mereka telah menjalin hubungan entah berapa lama dan sudah saling berkomitmen dan mungkin atau pasti ada rencana mau membawa hubungan mereka ke pernikahan, tetapi ada seorang gadis yang dalam suatu acara tanpa sengaja bertemu dan berkenalan dengan lelaki tadi, hanya bertemu sekali dan selang beberapa bulan mereka dipertemukan kembali untuk kedua kalinya. Mulanya biasa, hanya menganggap teman, tetapi sang gadis merasakan ada hal “rasa” yang berbeda. Lambat laun gadis itu menerka bahwa lelaki itu juga mempunyai “rasa” padanya. Untuk analisis sementara keduanya saling cinta, hanya saja sang gadis terlambat mengenalnya. Bagi sang lelaki posisi ini teramat sulit, ia ingin menjadi lelaki yang setia, memegang teguh komitmen dan rasa tanggungjawab terhadap pacarnya tetapi disisi lain ia mencintai gadis tadi. Lalu bagaimana menurut mbak?” tanyaku sore itu.


“Mmmm, gini budhe saya juga dulu seperti itu. Malah gara-gara telpon salah sambung bisa menikah dengan pakde sampai sekarang. Nggak logis kan? Jadi, pakde dulu sudah pacaran 10 tahun dengan seseorang, lalu pakde telpon salah sambung ke bude. Nah, singkat cerita mereka itu bisa saling cinta. Bingung juga bagaimana dengan pacarnya yang sudah 10 tahun pula. Mereka udah kayak orang kesetanan dengan masalah itu, lalu budhe masani, nyolati, ndongani, yo nirakati lah buat hal ini. Hingga suatu ketika pacarnya pakde tiba-tiba kecelakaan dan meninggal. Begitu cara Tuhan mempersatukan bude dan pakde. Bahkan yang besok mau nikah saja bisa jadi gagal.” Panjang lebar mbak sarjana psikologi itu bercerita.


Deeeg, jleeeb, speechless saya mendengarkan cerita itu. tak menyangka alurnya akan seperti itu. Panas dingin seketika tubuh ini walau saya berusaha biasa di hadapan mereka, hanya manggut-manggut. Memang dahulu pernah sekelebat hadir dipikiranku pengandaian jika pacar lelaki itu meninggal tetapi sudah saya kubur jauh-jauh pengandaian itu, apalagi untuk saat ini. Tak ingin hal itu terjadi. Jikapun ada maut, saya berharap maut itu singgah pada diri saya terlebih dahulu, bukan pada mereka berdua.


Satu hal yang saya yakini, kehidupan yang misteri, begitu dengan jodoh ataupun cinta. Saya akan terus memantaskan diri, menjadi pribadi yang baik dan lebih baik lagi. Jika jodoh pasti jalannya akan dipermudah. Pun jika cinta haruslah saling memiliki.


Yah, kembali ke perjalanan yang diguyur hujan, dengan tubuh gigil, basah luar dalam, pikiran terbawa pada cerita itu, sembari bibir masih tetap memuji dan mendokanmu pada wktu yang mustajab yaitu hujan deras.


Tak bisa disangkal untuk hujan yang menyadarkan pada kenyataan dan doaku begitu kuat mengalir untukmu. Kehidupan penuh misteri.


Memaknai hari valentine dengan introspeksi diri dan ini kado terindah dari Sang pencipta waktu untukku.



------Masih namamu dalam do’aku ^^

Assabiila, 14 Februari 2015

Rizki Indah Ferina

Minggu, 07 Desember 2014

Gadis Kopi Tanpa Gula

Untuk diriku

Hampir setiap hari aku menyeduhnya
Mulanya aku benci dengan kopi, apalagi tanpa gula
Sebab hidup dan proses, aku meneguknya
Sudahlah, terasa derita dari ujung bibir hingga ke lambung
Hanya  ingin memaki rasa yang tak kunjung mati
Tapi, kau datang tanpa pemisi dan memaksa bermalam yang menahun

Ah, tapi aku terlanjur meneguk kopi tanpa gula itu
Dan kini aku tau rasanya
Membawa pada candu yang kau beri untuk bekal dalam hidup
Pahit, sakit yang merakit..
Aku melewati parit-parit…
Terimakasih telah mengajarkan arti jerit dalam cangkir kopi pahit

-----
masih namamu dalam do'aku ^^

Kamis, 20 November 2014

Tak Berujung

Meski kata orang dalam perjumpaan selalu ada kata perpisahan
Namun, tak dengan kisah kita

Semesta tanpa ujung
Begitu dengan kehidupan
Dengan temu yang merindu
Serupa rencana yang tak kasat mata
Itulah takdir yang mesti kita ikhlaskan

Bahwa, ketahuilah!
Seperti awan yang tak sedikitpun mengeluh
Sebagai penampung dan pelepas hujan

Lalu kini,
Perpisahan tak selamanya menawarkan kesedihan
Ujung perpisahan adalah kelak pertemuan itu sendiri

Raga dan yang terlihat mata tiada yang abadi
Betapapun kasat mata menjadi kekuatan

Kamu, aku, dan kalian
Ketahuilah! Ingatlah! Ketika nafas kita saling beradu
Langit yang kita lihat sellau sama

Ketahuilah!
Kalian lebih berharga dari sekedar air mata
Kalian lebih berarti dari sekedar kenangan-kenangan kita

Lalu, ketahuilah!
Yang kalian anggap rendah
Dan yang tak pernah kalian anggap ada
Terimakasih untuk detik yang pernah kalian berikan

Nama dan jiwa-jiwa itu telah terlanjur ada
dalam setiap doa-doa ku

tak berujung cinta dan kasihNya
begitupun cintaku untuk kalian

Betapapun sakit……
Betapapun sesal……
Betapapun air mata…….
You’re so special
And I love u unconditionally

Margolelo, 20 Oktober 2014
untuk teman-teman kkn

-----
masih namamu dalam do'aku ^^

Rabu, 30 Oktober 2013

Selamat Tinggal Masa lalu

Masa lalu mungkin sudah menjadi suatu hal yang sering kita bicarakan dan tidak mudah pula bagi sebagian orang untuk melupakannya, namun kita harus menyadari bahwa masa lalu bukanlah suatu hal yang nyata. Ada pepatah bijak yang menyatakan kemarin telah berakhir tadi malam, entah dengan kondisi apapun.
Masa lalu adalah suatu hal mati yang tidak harus kita bawa-bawa dan ungkit-ungkit kembali, walau masih banyak orang yang mempermasalahkan masa lalunya. Dengan mempermasalahkan masa lalu, kita akan sulit bangkit dan sulit menuju kesuksesan karena akan selamanya terbelenggu dalam ilusi diri.
Masa lalu tidak harus kita lupakan begitu saja, kita harus bijak dalam menyikapinya, terutama masa yang kelam. Ada seorang tokoh yang mengingatkan bahwa memahami masa lalu itu penting agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama atau serupa. Jadikan masa lalu sebagai tempat belajar kita dan bukan sebagai tempat tinggal. Dari masa lalu kita bisa bercermin dan memperbaiki diri. Kita bisa melupakan masa lalu, memperbaiki dan berbuat sebaik-baiknya saat ini untuk menyambut masa depan yang lebih baik. Sekelam apapun masa lalu kita, masa depan kita seperti kertas putih yang belum ternoda, diri sendirilah yang akan membuat coretan di kertas itu sesuai apa yang kita inginkan. Berilah coretan indah yang akan menghasilkan karya yang indah pula.
Masa lalu dan masa depan seseorang tidaklah sama, contoh pada relasi saya Pak Memet, dia dulunya seorang mahasiswa yang bisa digolongkan ke dalam mahasiswa yang kurang berkecukupan dalam biaya. Kuliah sambil berjualan donat, baju, dan lain sebagainya, tetapi dengan keinginannya yang kuat untuk bisa berhasil dan meninggalkan masa lalunya ini, ia ikuti berbagai usaha. Awal usaha-usahanya itu tidak begitu berpengaruh pada kehidupannya tetapi dia tetap berusaha terus dan membuktikan bahwa dia tidak mau dikalahkan dengan kegagalan masa lalunya, akhirnya penghasilannya kini mencapai 50 juta per bulan.

Oleh karena itu, kita harus bisa memahami, memaafkan dan melupakan masa lalu sebagai proses menjadi lebih baik. Ketika memaafkan orang lain atau diri sendiri sulit, kita dapat dengan cara lain yang sedikitnya bisa mengurangi beban pikiran kita, kita bisa mengungkapkannya melalui tulisan, menceritakan pada teman kita yang dianggap paling kita percaya dan tidak kalah pentingny berdoa pada Tuhan, pasti Tuhan akan menolong makhlukNya. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menemui psikolog yang mampu memberi bimbingan hingga sembuh.

Selasa, 25 Juni 2013

Dzikir bersama


Haul Akbar Kedinding, Surabaya, Jawa Timur












----
masih namamu dalam do'aku ^^